Kamis, 13 Juni 2013

REAKSI REDOKS DALAM PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK


REAKSI REDOKS DALAM PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK


DISUSUN OLEH :
DESY NOVIANITASARI        A102.08.014
DESTY WULANDARI             A102.08.016
DEWI WULANSARI               A102.08.018


AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2013

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas reaksi redoks dalam pemeriksaan kimia klinik ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan laporan seperti ini.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.


Surakarta, 26 mei 2013

Penyusun
                                                                                                







TINJAUAN PUSTAKA

1.   Pemeriksaan Fehling
Tujuan dari pemeriksaan fehling yaitu memperlihatkan ada atau tidaknya gula   pereduksi  dalam urine.
Prinsip dari pemeriksaan fehling yaitu pemanasan urine dalam suasana alkali / basa, dimana zat pereduktor akan mereduksi cupri sulfat (CuSO4) menjadi cupro sulfat dan cupro oksida, pengendapan Cu(OH)2 akan dicegah oleh K Na Tartrat, cupro oksida yang terbentuk akan menimbulkan warna dari hijau - merah bata.
Prosedur pemeriksaan fehling :
1.    Ukur 1 ml fehling A + 2 ml fehling B + 1 ml urine masukkan kedalam tabung reaksi
2.    Panaskan mendidih 2 menit
3.    Nyatakan hasil secara semi kuantitatif :
            (-) tidak terjadi perubahan warna/tetap biru jernih (kadar glukosa < 0,5 % )
            (+ 1) terjadi warna hijau kekuningan ( kadar glukosa 0,5 – 1 % )
            (+ 2) terjadi warna kuning keruh ( kadar glukosa 1 – 1,5 % )
            (+ 3) terjadi warna jingga / lumpur keruh ( kadar glukosa 2 – 3,5 % )
            (+ 4) terjadi warna merah bata ( kadar glukosa > 3,5 % )
2.   Pemeriksaan Gries
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui nitrit dalam urine.
Prinsip pemeriksaan Gries yaitu Asam sulfanilat dalam larutan gries akan diazotasi dengan asam nitrit dan direaksikan dengan naftilamin terjadi warna merah jambu.
Prosedur pemeriksaan ini :
1)    Ukur 2 ml urine + 5 tetes larutan gries masukkan dalam tabung reaksi.
2)    Baca hasil :
            ( - ) tidak terjadi warna merah jambu
            ( + ) terjadi warna merah jambu
Pemeriksaan gries adalah pemeriksaan untuk mengetahui adanya bakteri penyebab infeksi saluran kemih ( ISK ), dimana bakteri tersebut hanya terbatas pada bakteri yang mempunyai enzym reduktase.
3.      Reaksi Redoks
Persamaan reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron dan disertai perubahan bilangan oksidasi.

Reduksi adalah reaksi penurunan biloks dan mengalami pengikatan elektron. Sedangkan, Oksidasi adalah reaksi  kenaikan biloks dan disertai dengan pelepasan elektron.
  
PEMBAHASAN
1.    Uji Fehling
       Pereaksi ini dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi  juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSO4  dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan garam KNatrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi  mencegah Cu²+  mengendap dalam suasana alkalis.
                         2Cu + 2OH-      ®      Cu2O + H2O
                                                          Endapan
2.   NITRIT (GRIES)
Hasil pemeriksaan nitrit (+) terjadi karena NO3 dalam urine direduksi oleh bakteri yang mempunyai enzym reduktase.

                                      bakteri
            NO3                                         NO2
                        Enzym reduktase       

Pemeriksaan didasari oleh reaksi antara naftilamin dengan nitrit dalam suasana asam yang disebabkan oleh asam sulfanilat dalam larutan gries membentuk garam diazonium, reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi.
Salah satu metode yang termasuk dalam redoks adalah diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam (Wunas, J, 1986).

DAFTAR PUSTAKA
Syukri, S., Kimia Dasar 1, Penerbit ITB, Bandung, 1999
Syukri, S., Kimia Dasar 2, Penerbit ITB, Bandung, 1999


Tidak ada komentar:

Posting Komentar