Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara
ion – hydrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari
basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Asidimetri merupakan
penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa – senyawa yang bersifat
basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan
kadar senyawa – senyawa yang bersifat asam dengan baku basa. Titrasi asam-basa
biasa digunakan dalam percobaan asidi-alkalimetri dimana penentuan dilakukan
dengan jalan pengukuran volume larutan yang diketahui konsentrasinya. Larutan
yang diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan sekunder.
Larutan standar dibagi menjadi dua yaitu : Larutan standar primer dan larutan
standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan dimana kadarnya dapat diketahui
secara langsung dari hasil penimbangannya.Adapun syarat-syarat larutan standar
primer ialah :
1. Mempunyai kemurnian yang tinggi ( 100 % )
2. Mempunyai rumus molekul yang pasti
3. Tidak mengalami perubahan selama
penimbangan
4. Mempunyai berat ekivalen tinggi sehingga
kesalahan penimbangan dapat diabaikan
Beberapa contoh dari larutan standar primer antara lain Na2CO3,
asam oksalat, asam benzoat dll.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya ditentukan
dengan cara pembakuan. Adapun syarat – syarat larutan standar sekunder :
1. Derajat kemurniannya lebih rendah dari
larutan primer
2. Berat ekivalennya tinggi
3. Larutan relatif stabil didalam penyimpanan
Beberapa contoh dari larutan standar sekunder antara lain NaOH, CH3COOH,
HCl dll.
Prinsip titrasi asidi – alkalimetri adalah penetapan kadar secara
kuantitatif terhadap suatu senyawa dengan cara mereaksikannya dengan tepat.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi.
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran, titran
ditambahkan sedikit demi sedikit ( dari dalam buret ) pada titrat ( larutan
yang dititrasi ) sampai terjadi perubahan warna indikator. Saat terjadi
perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Prinsip dasar titrasi asam
basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam
basa berdasarkan reaksi penetralan, kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Saat terjadi perubahan warna dan titrasi dihentikan, maka proses ini
disebut titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan
titik ekivalen, yaitu titik dimana reaksi itu tepat lengkap.
Hasil percobaan asidi-alkalimetri kali ini, menghasilkan warna merah
lembayung pada larutan CH3COOH yang telah ditetesi indikator pp dan
dititrasi dengan NaOH 0,1 N yang pada awalnya berwarna bening/jernih. Dan
didapatkan jumlah NaOH yang dipakai untuk proses titrasi 10 ml CH3COOH
adalah sebanyak 3,45 ml. Adapun fungsi dari penambahan indikator penolphtalein
ialah untuk mengetahui apakah larutan yang diuji bersifat asam ataupun basa dan
titik akhir titrasi, karena indikator adalah suatu senyawa organik kompleks
dalam bentuk asam atau basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk
warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentyuk satu kebentuk
yang lain pada konsentrasi H+ tertentu dan pada pH
tertentu. Pada percobaan dilakukan duplo atau proses titrasi tersebut dilakukan
2 kali yang bertujuan agar diketahui hasil titrasi yang dilakukan relatif dekat
dengan hasil pengukuran volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya.
Pada percobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang menyebabkan tidak
akuratnya hasil titrasi yang didapat antara lain ialah :
1. Kurang telitinya dalam melakukan proses
titrasi
2. Kurang tepatnya pada saat pembuatan
larutan NaOH, seperti pada saat penimbangan
3. Terjadi perubahan skala buret yang tidak
konstan
4. Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan
perubahan warna indikator
5. Terlalu banyak meneteskan indikator pp
|
- Pada percobaan ini konsentrasi CH3COOH
yang didapatkan ialah 3,45 x 10-2 N, yang diperoleh dengan
perhitungan :
NNaOH x VNaOH = NCH3COOH x VCH3COOH
NCH3COOH = NNaOH x VNaOH
VCH3COOH
= 0,1 N x 3,45 ml
10 ml
NCH3COOH = 3,45 x 10-2 N
- Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen
pada titrasi asam-basa. Pertama memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH
selama titrasi dilakukan, kemudian dibuat kurva titrasi adalah titik ekivalen.
Sedangkan cara kedua adalah memakai indikator asam basa, indikator ditambahkan
pada titran sebelum titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika
titik ekivalen terjadi.
- Larutan standar primer memiliki syarat – syarat :
1. Mempunyai kemurnian yang tinggi
2. Mempunyai rumus molekul yang pasti
3. Tidak mengalami perubahan selama
penimbangan
4. Mempunyai berat ekuivalen yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter, Wood.1980. Kimia Untuk
Universitas Edisi Keenam Jilid I. Erlangga : Jakarta
Respadi.1992. Dasar – Dasar Ilmu Kimia. Rineka Cipta : Jakarta
Sukardjo.1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta :
Yogyakarta
Yazid, Esfien.2005. Kimia Fisika. Andi : Yogyakarta
Silahkan Download File Aslinya Di http://www.4shared.com/office/0fc1NqP4/Percobaan_1__ASIDI-ALKALIMETRI.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar