Kamis, 04 April 2013

ALKALIMETRI


Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion – hydrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa – senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa – senyawa yang bersifat asam dengan baku basa. Titrasi asam-basa biasa digunakan dalam percobaan asidi-alkalimetri dimana penentuan dilakukan dengan jalan pengukuran volume larutan yang diketahui konsentrasinya. Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan sekunder. Larutan standar dibagi menjadi dua yaitu : Larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan dimana kadarnya dapat diketahui secara langsung dari hasil penimbangannya.Adapun syarat-syarat larutan standar primer ialah :
1.      Mempunyai kemurnian yang tinggi ( 100 % )
2.      Mempunyai rumus molekul yang pasti
3.      Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
4.      Mempunyai berat ekivalen tinggi sehingga kesalahan penimbangan dapat diabaikan
Beberapa contoh dari larutan standar primer antara lain Na2CO3, asam oksalat, asam benzoat dll.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan cara pembakuan. Adapun syarat – syarat larutan standar sekunder :
1.      Derajat kemurniannya lebih rendah dari larutan primer
2.      Berat ekivalennya tinggi
3.      Larutan relatif stabil didalam penyimpanan
Beberapa contoh dari larutan standar sekunder antara lain NaOH, CH3COOH, HCl dll.
Prinsip titrasi asidi – alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap suatu senyawa dengan cara mereaksikannya dengan tepat. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran, titran ditambahkan sedikit demi sedikit ( dari dalam buret ) pada titrat ( larutan yang dititrasi ) sampai terjadi perubahan warna indikator. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Prinsip dasar titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan, kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Saat terjadi perubahan warna dan titrasi dihentikan, maka proses ini disebut titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen, yaitu titik dimana reaksi itu tepat lengkap.
Hasil percobaan asidi-alkalimetri kali ini, menghasilkan warna merah lembayung pada larutan CH3COOH yang telah ditetesi indikator pp dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N yang pada awalnya berwarna bening/jernih. Dan didapatkan jumlah NaOH yang dipakai untuk proses titrasi 10 ml CH3COOH adalah sebanyak 3,45 ml. Adapun fungsi dari penambahan indikator penolphtalein ialah untuk mengetahui apakah larutan yang diuji bersifat asam ataupun basa dan titik akhir titrasi, karena indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentyuk satu kebentuk yang lain pada konsentrasi H+ tertentu dan pada pH tertentu. Pada percobaan dilakukan duplo atau proses titrasi tersebut dilakukan 2 kali yang bertujuan agar diketahui hasil titrasi yang dilakukan relatif dekat dengan hasil pengukuran volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalennya.
Pada percobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang menyebabkan tidak akuratnya hasil titrasi yang didapat antara lain ialah :
1.      Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi
2.      Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan NaOH, seperti pada saat penimbangan
3.      Terjadi perubahan skala buret yang tidak konstan
4.      Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indikator
5.      Terlalu banyak meneteskan indikator pp
-     Pada percobaan ini konsentrasi CH3COOH yang didapatkan ialah 3,45 x 10-2 N, yang diperoleh dengan perhitungan :
NNaOH x VNaOH  =  NCH3COOH x VCH3COOH
NCH3COOH  =  NNaOH  x  VNaOH
VCH3COOH
= 0,1 N x 3,45 ml
10 ml
NCH3COOH  =  3,45 x 10-2 N
-     Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam-basa. Pertama memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian dibuat kurva titrasi adalah titik ekivalen. Sedangkan cara kedua adalah memakai indikator asam basa, indikator ditambahkan pada titran sebelum titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi.
-     Larutan standar primer memiliki syarat – syarat :
1.      Mempunyai kemurnian yang tinggi
2.      Mempunyai rumus molekul yang pasti
3.      Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
4.      Mempunyai berat ekuivalen yang tinggi

DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter, Wood.1980. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid I. Erlangga : Jakarta
Respadi.1992. Dasar – Dasar Ilmu Kimia. Rineka Cipta : Jakarta
Sukardjo.1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta : Yogyakarta
Yazid, Esfien.2005. Kimia Fisika. Andi : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar