1.
Manfaat Tanaman Tradisional
Seorang mahasiswa fakultas
kedokteran gigi negeri dalam tahap pengerjaan KTI, kini tengah melakukan suatu
penelitian yang berkaitan dengan alternatif medicine. Mahasiswa tersebut
meneliti tentang efek bakteriologis temulawak. Hasil dari penelitian tersebut
didapatkan hasil bahwa air perasan temulawak dapat menurunkan jumlah koloni
bakteri saliva.
2.
Kandungan Temulawak
Rimpang
temulawak mengandung minyak atsiri,saponin, flavonoid, alkaloid dan tanin
Kandungan
kimia temulawak terdiri dari
Pati
(48,18 –59,64%)
Serat
(2,58 – 4,83%)
Minyak
atsiri (phelandren, kamfer, tumero, sineol, borneol, dan Xanthorrhizol (1,48 –
1,63%)
Kurkuminoid
(kurkumin dan desmetoksikurkumin (1,6 –
2,2%) Siagian, 2006
3.
Temulawak sbg Antibakteri
zat aktif
curcumin salah satu dilaporkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen
seperti Clostridium botulinum, E. coli, Staphylococcus aureus,Salmonella
typhimurium
(KIM et al., 2005; SUSILAWATI et
al., 1985; SINGH et al., 2002).
Umumnya
bakteri yg dihambat adalah bakteri gram (+) seperti Staphylococcus aureus,
staphlococcus epidermis Dan Streptococcus mutans (Hidayathulla, 2011)
4.
Bakteri yang dihambat
Temulawak
kurang efektif untuk menghambat bakteri gram negatif karena dinding sel bakteri
gram negatif memiliki susunan kimia yg lebih komplek serta memiliki kandungan
lipid yg tinggi menyebabkan lebih resisten terhadap senyawa kimia
(Hidayathulla, 2011)
Temulawak
tidak spesifik menghambat Eschericia colli, Pseudomonas gingivalis, Pseudomonas
aeruginosa, dan Candida albicans karena tidak mampu menembus dinding
bakteri/jamur. Dinding sel bakteri Gram(-) memiliki lapisan lipopolisakarida,
lipoprotein, dan periplasma yang terikat menjadi lapisan peptidoglikan.
(Deasywaty, 2011. Hwang, 2007)
5.
Mekanisme temulawak sbg antibakteri
Xanthorrhizol yang terdiri dari
senyawa fenol dan hidrokarbon (antimikroba) ®Membentuk
ikatan hidrogen antara gugus hidroksil pada senyawa fenol dengan protein
membran sel ®
Terjadi gangguan permeabilitas membran ®
Komponen sel yang essensial keluar dari dalam sel ® Bakteri mati (Parwata &
Dewi,2008)
6.
Kriteria pemilihan temulawak
Tempat
tumbuh temulawak yang optimal adalah pada ketinggian 200-600 di atas permukan
laut.
Rimpangnya
berbentuk besar dan bulat.
Kadar
minyak atsiri dan kurkumin tergantung pada umur rimpang temulawak, kadar
optimum diperoleh pada umur 10-12 bulan. (Melisa, 2009)
7.
Masa panen temulawak
Kandungan
xanthorrhizol paling tinggi pada masa panen 7 bulan dan terus meningkat dan
maksimal pada umur 12 bulan
Kandungan
minyak atsiri dalam temulawak tertinggi pada masa panen 12 bulan
Khaerena, 2008
8.
Efek toksisitas temulawak
Efek
obat herbal dalam jangka pendek memang tidak ada tetapi efek jangka panjangnya
masih belum diketahui. (Sylviana,2009)
9.
Aplikasi penggunaan Temulawak
Pasta
gigi
Menghilangkan
bau badan:
rimpang ditumbuk halus, direbus
dg 1 liter air hingga mendidih. Disaring, dinginkan. Lalu diminum 2 kali 1
cangkir sehari
Mengatasi
sakit kepala dan masuk angin: 2 rimpang temulawak diiris tipis lalu dikeringkan
ditumbuk sampai menjadi tepung. Rebus tepung temulawak dg 4 gelas air sampai
mendidih dan tersisa separuhnya. Saring. Minum 2 kali sehari pagi dan sore ½
gelas
Mengobati
sariawan
1 rimpang temulawak, 3 biji buah
asam, dan gula aren secukupnya. Rebus semua bahan yg sudah dibersihkan dg 2
gelas air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Saring dan minum rebusannya 1
kali 1 gelas perhari
10. Manfaat lain temulawak
Analgesik
Antibakteri
Anti
jamur
Anti
diabetik
Anti
diare
Anti
inflamasi
Anti
hepatotoksik
Antioksidan
anthelmintik
antitumor.
Anti-kolesterol
Anti-stroke
Obat
osteoarthritis
Menghilangkan
bau badan
Mengatasi
sakit kepala dan masuk angin
Mengobati
sariawan
Menghilangkan
jerawat
Menambah
asi
Meningkatkan
nafsu makan
Mengatasi
simbelit (Khaerana & Edi, 2008; Santoso, 2008; Sylviana, 2009)
11. Cara pengujian antibakteri
Metode
difusi
Dengan mengguunakan cakram kertas
yang telah diberi air perasan temulawak yang diletakkan pada media agar yang
telah diberi bakteri, kemudian di inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37°C,
kemudian diukur zona hambat.
Metode
dilusi
Dengan memperhatikan kekeruhan
larutan dalam beberapa konsentrasi mikroba (melissa, 2009)
12. Kelebihan dan kekurangan temulawak sbg obat
tradisional
Kelebihan
Tidak
mempunyai efek toksik
Tidak
menimbulkan resistensi terhadap bakteri
kekurangan
Tidak
praktis
Temulawak
hanya ada pd daerah tertentu
Standar
mutu temulawak yg digunakan berbeda-beda
(Rahardjo, 2010)
Daftar Pustaka
Al
Rubray KKNN et al. Antimicrobial of henna extract. Oman Medical Journal.
2008;23(4)
Devaraj
S, Azadeh SE, Sabariah I, Surash R and Mun FY. Evaluation of the
Antinociceptive Activity and Acute Oral Toxicity of Standardized Ethanolic
Extract of the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Molecules 2010, 15,
2925-2934; doi:10.3390/molecules154042925
DJIDE,
N. and SARTINI. 2008. Antibacterial activity on infusion of rhizome Curcuma
xanthorrhizae against Eschericia coli and Shigella dysentriae. The First Int.
Symp. On Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Bogor, 27-29 Mei 2008. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Abstract P09. p. 57.
Hidayathulla,
S., C.K. Keshaba and K.R. Chandrashekar. Phytochemical evaluation and
antibacterial activity of pterosperum diversifolium Blume. Int j. of pharmacy
and pharmaceutical science. 2011 . 3(2) : 165 – 167
Hwang JK
dan Yaya R. Challenges and Opportunities in Applying Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) for Industrial Oral Cre Products. Department of
Biotechnology, Yonsei University. Seoul. South Korea
KIM K.J,
H.H. YU , J.D. CHA , S.J. SEO, N.Y. CHOI and Y.O. YOU. 2005. Antibacterial
activity of Curcuma longa L.
Mangunwardoyo
W, et al. ANTIMICROBIAL AND IDENTIFICATION OF ACTIVE COMPOUND Curcuma
xanthorrhiza Roxb.. International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS
Vol: 12 No: 01 . 2012
Parwata
IM & Dewi PFS. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari
Rimpang Lengkuas (Alpinia galang l) Journal Kimia. 2008;2(2):100-104
Sembiring
BB, Ma’mun & Ginting EL. Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi
Terhadap Mutu Ekstrak Temulawak. Ballitra. 2006;17(2);53-8
RUKAYADI,
Y and J.K. HWANG. 2006. In vitro antifungal activity of xanthorrhizol isolated
from Curcuma xanthorrhiza Roxb against pathogenic candida, opportunistic
filamentous fungi and Malassezia. Pros. Seminar Nasional Himpunan Kimia
Indonesia. Palembang, 19-22 Juli 2006. Dept. Kimia FMIPA IPB dan Himpunan Kimia
Indonesia Cab. Jawa Barat dan Banten. Bogor. hlm. 191-202.
SINGH,
R., R. CHANDRA, M. BOSE and P. M. LUTHRA. 2002. Antibacterial activity of
Curcuma longa rhizome extract on pathogenic bacteria. Curr. Sci. 83: 737-740.
SUSILOWATI,
S. BAMBANG dan D. WAHYU. 1985. Pengaruh daya anti mikroba dari rimpang Curcuma
domestica Val. Terhadap bakteri Escherichia coli. Pros. Simposium Nasional
Temulawak. Bandung 17-18 September 1985. Lembaga Penelitian Universitas
Padjadjaran. Bandung. hlm. 174-180.
Sylviana
Husein, et al. Study on Antibacterial Activity from “Temulawak ” (Curcuma xanthorriza
Roxb) Rhizomes againts Pathogenics Microbes Cell Destruction. Journal of
applied and industrial biotechnology in tropical region.2009.
Khaerana,
Munif Ghulamahdi dan Edi Djauhari Purwakusumah. Pengaruh Cekaman Kekeringan dan
Umur Panen Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan xanthorrhizol Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
roxb.). Bul. Agron. 2008 .(36) (3) ; 241– 247
Siagian,
M.H. Temulawak sebagai tanaman obat dan budidayanya secara itensf. Balitbang botani,
puslitbang biologi LIPI, bogor. 2006 ; 8
Santoso
HB. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat: Sehat Alami dari Halaman Asri.
Jakarta. Argomedia Pustaka. 2008.p
133-134
Melisa.
Uji Aktivitas Anti Bakteri dan Formulasi Dalam Sediaan Kapsul Dari Ekstrak
Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak(Curcuma Xanthorrhiza, Roxb) Terhadap Beberapa
Bakteri. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan. 2009.
Rahardjo,
Mono. Penerapan SOP Budidaya Untuk Mendukung Temuawak Sebagai Bahan Baku Obat
Potensial. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2010; 9(2). Hal 78-93
Ermin Katrin,
Susanto dan Hendig Winarno. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak ( Curcuma xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai
Aktivitas Antikanker. A Scientific Journal for The Alications of Isotoes and
Radiation Vol. 7 No. 1 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar