Senin, 24 Juni 2013

INFARK MIOKARD

Definisi
Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung.

Manifestasi Klinis
Nyeri dada serupa dengan angina tetapi lebih intensif dan menetap (lebih dari 30 menit), tidak sepenuhnya menghilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin, sering disertai nausea, berkeringat, dan sangat menakutkan pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan muka pucat, takikardi, dan bunyi jantung III (bila disertai gagal jantung kongestif). Distensi vena jugularis umumnya terdapat pada infark ventrikel kanan.

Komplikasi
Perluasan infark dan iskemia pasca infark, aritmia (sinus bradikardi, supraventrikular takiaritmia, aritmia ventrikular, gangguan konduksi), disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri, hipotensi, dan syok), infark ventrikel kanan, defek mekanik, ruptur miokard, aneurisma ventrikel kiri, perikarditis, dan trombus mural.

Diagnosis
Pada EKG terdapat elevasi segmen ST diikuti dengan perubahan sampai inversi gelombang T, kemudian muncul peningkatan gelombang Q minimal di dua sadapan. Peningkatan kadar enzim atau isoenzim merupakan indikator spesifik infark miokard akut, yaitu kreatinin fosfoskinase (CPK/CK), SGOT, laktat dehidrogenase (LDH), alfa hidroksi butirat dehidrogenase (a-HBDH), troponin T, dan isoenzim CPK MP atau CKMB. CK meningkat dalam 4-8 jam kemudian kembali normal setelah 48-72 jam. Tetapi enzim ini tidak spesifik karena dapat disebabkan penyakit lain, seperti penyakit muskular, hipotiroid, dan strok. CKMB lebih spesifik terutama bila rasio CKMB : CK > 2,5% namun nilai kedua-duanya harus meningkat dan penilaian di secara serial dalam 24 jam pertama. CKMB mencapai puncak 20 jam setelah infark. Yang lebih sensitif adalah penilaian rasio CKMB: CKMB1 yang mencapai puncak 4-6 jam setelah kejadian. CKMB2 adalah enzim CKMB dari miokard, yang kemudian diproses oleh enzim karboksipeptidase menghasilkan isomernya, CKMB1. Dicurigai bila rasionya > 1,5, SGOT meningkat dalam 12 jam pertama, sedangkan LDH dalam 24 jam pertama. Cardiac specific troponin T (cTnT) dan Cardiac specific troponin I (cTnI) memiliki struktur asam amino berbeda dengan yang dihasilkan oleh otot rangka. Enzim cTnT tetap tinggi dalam 7- 10 hari, sedangkan cTnI dalam 10-14 hari.

Reaksi nonspesifik berupa leukositosis polimorfonuklear (PMN) mencapai 12.000-15.000 dalam beberapa jam dan bertahan 3-7 hari. Peningkatan LED terjadi lebih lambat, mencapai puncaknya dalam 1 minggu, dan dapat bertahan 1-2 minggu.

Pemeriksaan radiologi berguna bila ditemukan adanya bendungan paru (gagal jantung) atau kardiomegali. Dengan ekokardiografi 2 dimensi dapat ditentukan daerah luas infark miokard akut fungsi pompa jantung serta komplikasi.

Penatalaksanaan
1. Istirahat total.
2. Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung).
3. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
4. Atasi nyeri:
a. Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang
b. Lain-lain: nitrat antagonis kalsium, dan beta bloker
5. Oksigen 2-4 liter/menit.
6. Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada insomniadapat ditambah flurazepam 15-30 mg.
7. Antikoagulan:
a. Heparin 20.000-40.000 U/24 jam iv tiap 4-6 jam atau drip iv dilakukan atas indikasi
b. Diteruskan asetakumarol atau warfarin
8. Streptokinase/trombolisis
Pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan trombolisis, kematian dapat diturunkan sebesar 40%.

Tindakan pra rumah sakit
1. Sebagai obat penghilang rasa sakit dan penenang diberikan morfin 2,5-5 mg atau petidin 25-50 mg iv perlahan-lahan. Hati-hati pada penggunaan morfin pada IMA inferior karena dapat menimbulkan bradikardi dan hipotensi, terutama pada pasien asma bronkial dan usia tua. Sebagai penenang dapat diberikan diazepam 5 – 10 mg.
2. Diberikan infus dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% dan oksigen 2-4 l/menit. Pasien dapat dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas ICCU. Bila ada tenaga terlatih beserta fasilitas konsultasi (EKG transtelfonik/tele-EKG) trombolisis dapat dilakukan. Pantau dan obati aritmia maligna yang timbul.

Tindakan perawatan di rumah sakit
Pasien dimasukkan ke ICCU atau ruang rawat dengan fasilitas penanganan aritmia (monitor). Lakukan tindakan di atas bila belum dikerjakan. Ambil darah untuk pemeriksaan darah rutin, gula darah, BUN, kreatinin, CK, CKMB, SGPT, LDH, dan elektrolit terutama K+ serum. Pemeriksaan pembekuan meliputi trombosit, waktu perdarahan, waktu pembekuan, Prothrombin Time (PT), danActivated Partial Thromboplastin Time (APTT). Pemantauan irama jantung dilakukan sampai kondisi stabil. Rekaman EKG dapat diulangi setiap hari selama 72 jam pertama infark.

Nitrat sublingual atau transdermal digunakan untuk mengatasi angina, sedangkan nitrat iv diberikan bila sakit iskemia berulang atau berkepanjangan. Bila masih ada rasa sakit dapat diberikan morfin sulfat 2,5 mg iv dan dapat diulangi setiap 5-30 menit, atau petidin HCl 25-50 mg iv dapat diulangi tiap 5-30 menit sampai rasa sakit hilang. Selama 8 jam pasien dipuasakan dan selanjutnya diberi makanan cair atau lunak dalam 24 jam pertama lalu dilanjutkan dengan makanan lunak. Laksan diberikan untuk mencegah konstipasi.

Pengobatan trombolitik
Obat trombolitik yaitu streptokinase, urokinase, aktivator plasminogen jaringan yang dikombinasi, disebut recombinant TPA (r-TPA), dan anisolylated plasminogen activator complex (ASPAC). Yang terdapat di Indonesia hanya streptokinase dan r-TPA. Recombinant TPA bekerja lebih spesifik pada fibrin dibandingkan streptokinase dan waktu paruhnya lebih pendek. Obat ini menyebabkan penyulit berupa perdarahan otak sedikit lebih tinggi dibandingkan streptokinase. Streptokinase dapat menyebabkan reaksi alergi dan hipotensi sehingga tidak boleh diulangi bila dalam 1 tahun sebelumnya telah diberikan, atau pasien dalam keadaan syok.

Indikasi trombolitik adalah pasien berusia di bawah 70 tahun nyeri dada dalam 12 jam, elevasi ST > 1 mm pada sekurang-kurangnya 2 sadapan. RecombinantTPA sebaiknya diberikan pada infark miokard kurang dari 6 jam (window time).

Kontraindikasi trombolitik adalah perdarahan organ dalam, diseksi aorta, resusitasi jantung paru yang traumatik dan berkepanjangan, trauma kepala yang baru atau adanya neoplasma intrakranial, retinopati diabetik hemoragik, kehamilan, tekanan darah di atas 200/120 mmHg, serta riwayat perdarahan otak.

Sebelum pemberian trombolitik diberikan Aspirin® 160 mg untuk dikunyah. Streptokinase diberikan dengan dosis 1,5 juta unit dalam 100 ml NaCl 0,9% selama 1 jam. Dosis r-TPA adalah 100 mg dalam 3 jam dengan cara 10 mg diberikan dulu bolus iv lalu 50 mg dalam infus selama 1 jam, dan sisanya diselesaikan dalam 2 jam berikutnya. Penelitian GUSTO (1993) menunjukkan, pemberian 15 mg r-TPA secara bolus diikuti dengan 0,75 mg/kg BB dalam ½ jam dan sisanya 0,5 mg/kg BB dalarn 1 jam memberikan hasil lebih baik. Dosis maksimum 100 mg.

Heparin diberikan setelah streptokinase bila terdapat infark luas, tanda-tandagagal jantung, atau bila diperkirakan pasien akan dirawat lama. Bila diberikan r-TPA, heparin diberikan bersama-sama sejak awal.

Cara pemberian heparin adalah bolus 5.000 unit iv dilanjutkan dengan infus kurang lebih 1.000 unit perjam selama 4-5 hari dengan menyesuaikan APTT 1,5-2 kali nilai normal.

Prognosis
Tiga faktor penting yang menentukan indeks prognosis, yaitu potensi terjadinya aritmia yang gawat, potensi serangan iskemia lebih jauh, dan potensi pemburukan gangguan hemodinamik lebih jauh.

Hipoglikemia saat olah raga

Olahraga, tidak diragukan lagi, membawa efek positif bagi kesehatan penderita diabetes melitus. Olah raga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi DM jangka panjang seperti kerusakan saraf dan penyakit jantung. Namun, Anda harus tetap berhati-hati akan risiko terjadinya penurunan gula darah terlalu rendah, atau yang sering disebut sebagai hipoglikemi. Sangat penting bagi Anda dan orang yang mendampingi Anda berolah raga untuk mengetahui gejala-gejala dan penanganan awal jika Anda mengalami hipoglikemia.

pelari yang kelelahan
Saat berolah raga, tubuh kita membutuhkan energi lebih banyak. Energi tersebut berasal dari metabolisme tubuh yang mengolah glukosa dalam darah. Lama kelamaan, kadar glukosa menurun karena sudah berubah menjadi energi. Ini sebabnya, olah raga baik untuk membantu menjaga kadar gula darah pasien DM. Namun, jika glukosa yang terpakai terlalu banyak, maka kadar gula darah akan turun menjadi terlalu rendah sehingga terjadi hipoglikemia.
Gejala hipoglikemia antara lain:
  • perasaan lemah dan kelelahan
  • bingung
  • lapar
  • gemetar
  • berkeringat dingin
  • nyeri kepala
  • pingsan atau kejang (dalam kasus yang berat)
gejala hipoglikemia
Respon tubuh terhadap kegiatan yang Anda lakukan berbeda-beda, sehingga Anda harus selalu mempersiapkan diri untuk keadaan darurat jika terjadi hipoglikemia saat Anda berolah raga ataupun segera setelah Anda selesai berolah raga.
Tips untuk mencegah hipoglikemia saat Anda berolah raga:
  • Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk menyesuaikan jenis olah raga yang Anda lakukan dengan dosis obat atau insulin serta pola diet Anda.
  • Periksalah kadar gula darah Anda sebelum Anda berolah raga.
  • Makanlah makanan kecil sebelum memulai olah raga, jika kadar gula darah Anda dalam batas normal.
  • Kenalilah gejala hipoglikemia, dan segeralah menghentikan olah raga Anda jika Anda merasakannya. Segera periksa lagi kadar gula darah Anda, lalu lakukan penanganan sesuai hasilnya.
  • Bawalah selalu makanan kecil atau permen yang dapat langsung Anda konsumsi saat hipoglikemia terjadi (untuk menambah kadar gula darah).
  • Jika Anda berolah raga lebih dari satu jam, periksalah kadar gula darah secara berinterval. Anda mungkin perlu memakan makanan kecil di tengah olah raga Anda.
  • Periksa kadar gula darah setelah Anda berolah raga.


Read more: http://diabetesmelitus.org/hipoglikemia-saat-olah-raga/#ixzz2X9QArpjf

Penyakit Diabetes Melitus

Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut.

Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain:
  • rasa haus yang berlebih,
  • buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari biasanya),
  • banyak makan,
  • penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.
Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan tubuh Anda dengan pola hidup sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, pikiran sehat).


Read more: http://diabetesmelitus.org/penyakit-diabetes-melitus/#ixzz2X9PkNCUA

DIABETES MELITUS

Diabetes is a disease in which your blood glucose, or sugar, levels are too high. Glucose comes from the foods you eat. Insulin is a hormone that helps the glucose get into your cells to give them energy. With type 1 diabetes, your body does not make insulin. With type 2 diabetes, the more common type, your body does not make or use insulin well. Without enough insulin, the glucose stays in your blood.
Over time, having too much glucose in your blood can cause serious problems. It can damage your eyeskidneys, and nerves. Diabetes can also cause heart disease, stroke and even the need to remove a limb. Pregnant women can also get diabetes, called gestational diabetes.
A blood test can show if you have diabetes. Exercise, weight control and sticking to your meal plan can help control your diabetes. You should also monitor your glucose level and take medicine if prescribed.
NIH: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases


SIROSIS HEPATIS

Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini memengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya.
Hati (liver) sebagaimana diketahui adalah organ di bagian kanan atas perut yang memiliki banyak fungsi, di antaranya:
  • Menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula. Bila diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosa yang dilepaskan ke dalam aliran darah.
  • Membantu proses pencernaan lemak dan protein.
  • Membuat protein yang penting bagi pembekuan darah.
  • Mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum.
  • Membantu membuang racun dari tubuh.
Sirosis adalah penyakit yang sangat berbahaya karena mengganggu pelaksanaan fungsi-fungsi di atas. Selain itu, jika Anda memiliki sirosis Anda juga berisiko mengembangkan kanker hati (hepatocellular carcinoma). Risiko bervariasi sesuai penyebab sirosis. Risiko terbesar adalah pada sirosis yang disebabkan oleh infeksi hepatitis C dan B, diikuti dengan sirosis yang disebabkan oleh hemokromatosis.

Penyebab

Ada banyak penyebab sirosis. Penyebab paling umum adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-sel hati Anda berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan sirosis. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis mengembangkan sirosis. Tetapi hal ini biasanya terjadi setelah sekitar 20 tahun atau lebih dari infeksi awal.
Penyebab umum sirosis lainnya meliputi:
  • Infeksi kronis virus hepatitis B.
  • Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat antibodi untuk menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada hepatitis autoimun,sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan sirosis.
  • Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagai contoh, sirosis bilier primer, primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu.
  • Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi  di mana lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan sirosis. Kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis.
  • Reaksi parah terhadap obat tertentu.
  • Beberapa racun dan polusi lingkungan.
  • Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.
  • Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di hati.
  • Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisi yang menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkan penumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh).

Gejala

Sirosis di tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu, pasien sirosis ringan dan moderat mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubahan yang mengarah pada disfungsi hati, seperti:
  • Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh.
  • Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah.
  • Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga menumpuk di dalam tubuh.
  • Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa menumpuk di dalam tubuh.
Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk melakukan tugas-tugas hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini adalah:
  • Kelelahan.
  • Kelemahan.
  • Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan perut (ascites).
  • Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah.
  • Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar.
  • Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin.
  • Gatal-gatal karena penumpukan racun.
  • Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa dan sulit berkonsentrasi.
Selain itu, jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga terjadi tekanan balik (dikenal sebagai hipertensi portal). Vena portal adalah vena yang membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa ke hati. Normalnya, darah dari usus dan limpa dipompa ke hati melalui vena portal. Namun, sirosis menghalangi aliran normal darah melalui hati sehingga darah terpaksa mencari pembuluh baru di sekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah baru yang disebut “varises” ini terutama muncul di tenggorokan (esofagus) dan lambung sehingga membuat usus mudah berdarah. Jika perdarahan usus terjadi, Anda mungkin muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui kotoran (feses). Kondisi ini adalah kedaruratan medis yang harus segera ditangani.

Diagnosis

Bila dokter mencurigai Anda terkena sirosis, dia dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya pembesaran hati dan penumpukan cairan. Kecurigaan sirosis terutama muncul bila Anda mengalami gejala dan beriwayat meminum alkohol berat atau terkena hepatitis kronis.
Pemeriksaan darah dapat mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati. USG dapat menunjukkan apakah ada kerusakan di hati Anda. Untuk mengkonfirmasi, biopsi (sampel kecil) dari hati dapat diambil untuk dilihat di bawah mikroskop.
Jika penyebab sirosis tidak jelas, maka pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk memperjelas penyebabnya, misalnya dengan memeriksa antibodi virus hepatitis atau auto-antibodi yang mungkin telah menyerang sel-sel hati Anda, kelebihan zat besi atau tembaga di dalam darah, dll.

Pengobatan

Secara umum, kerusakan sel-sel hati tidak dapat direhabilitasi. Tujuan pengobatan adalah mencegah pembentukan jaringan parut hati lebih lanjut, atau memperlambat kerusakan sel-sel hati. Sirosis cenderung semakin memburuk jika penyebab yang mendasari tetap ada.  Oleh karena itu perlu upaya untuk memperlambat atau menghentikan penyebab sirosis, misalnya:
  • Tidak minum alkohol jika alkohol adalah penyebabnya.
  • Pengobatan untuk mengendalikan virus hepatitis.
  • Steroid atau obat penekan kekebalan lainnya untuk mengobati penyakit autoimun menyebabkan kerusakan hati.
  • Penghapusan kelebihan zat besi yang terjadi pada hemokromatosis.
Berbagai pengobatan mungkin disarankan, tergantung pada tingkat keparahan sirosis dan gejala yang berkembang, antara lain:
  • Diet rendah natrium atau diuretik untuk mengurangi cairan yang terakumulasi dalam tubuh.
  • Obat untuk mengurangi gatal.
  • Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi portal.
  • Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites).
Bila pasien mengalami perdarahan usus sehingga muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui tinja, atau tinja menjadi hitam, dokter mungkin akan segera melakukan tindakan untuk mengatasinya. Berbagai teknik bedah dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi risikonya lebih lanjut.
Dalam kasus yang parah di mana jaringan parut meluas dan hati nyaris tidak bisa berfungsi, maka transplantasi hati mungkin adalah satu-satunya pilihan.

PENYAKIT LANGKA

Kesehatan ada anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat melakukan berbagai aktivitas tanpa halangan dan kesulitan. Namun cobaan setiap manusia berbeda-beda. Ada yang diberi cobaan oleh Tuhan berupa penyakit yang susah atau tidak bisa untuk disembuhkan. Diberi cobaan seperti ini bukan berarti manusia harus menyerah dalam keadaan, namun menjadi suatu motivasi bahwa dirinya mampu untuk tetap bertahan. Berikut orang-orang yang menderita penyakit langka dan belum ada obatnya namun mereka tetap berjuang untuk menjalani kehidupan dengan bahagia.
1. Dede Koswara si manusia pohon
Tubuh Dede ditumbuhi jamur dan kutil yang berwarna seperti kulit kayu. Jamur itu tumbuh di sekujur tubuhnya dan membuatnya menjadi seperti pohon. Dede sudah menjalani pengobatan bahkan hingga melakukan operasi pengangkatan kutil di Amerika Serikat namun jamur di tubuhnya tetap tumbuh dan belum ada obatnya. Dede mengatakan bahwa dirinya pasrah dengan keadaannya dan tidak terlalu mempermasalahkan penyakitnya ini.
2. Mandy Sellars menderita Sindrom Proteus
Perempuan berkebangsaan Inggris ini menderita penyakit yang membuat kakinya membengkak sangat besar bahkan salah satunya harus diamputasi. Sellars kini memakai kaki palsu untuk bisa berjalan dan menggunakan sepatu khusus. Sellars berkata bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan yang sudah dia terima dengan lapang dada.
3. Minh An kulitnya seperti sisik ikan
Minh An berasal dari Vietnam dan menderita penyakit yang menyebabkan kulitnya mengelupas dan tumbuh seperti sisik ikan. Minh adalah seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Di Panti, Minh sempat diikat di ranjang karena pengurus panti takut bila penyakit Minh menular. Minh menderita penyakit ini karena Agen Oranye, bahan kimia yang digunakan oleh Amerika Serikat selama Perang Vietnam.
4. Petero Byakatonda dengan kepala berbentuk elips
Petero berasal dari Uganda dan menderita sindrom yang sangat langka. Sindrom crouzon menyebabkan malformasi tengkorak, yang pada gilirannya mendorong bola mata keluar dari rongganya dan telinga turun, menyebabkan masalah dengan penglihatan dan pendengaran. Seorang dokter kemudian membawa Petero untuk dioperasi dan kini bentuk kepala Petero sudah normal dan bisa bermain seperti anak-anak lainnya.
5. Joseph Merrick dijuluki manusia gajah
Joseph hidup pada tahun 1800an dan lahir dengan kondisi yang menyebabkan benjolan besar mengembangkan pada kulit dan tulangnya. Kondisi tubuhnya menjadi aneh dan ketika ibunya meninggal, ayahnya membuangnya. Karena ukuran kepalanya yang besar, Joseph harus tidur duduk. Pada tahun 1890 Joseph mencoba untuk tidur dengan cara berbaring dan mengakibatkan kepalanya terkilir. Keesokan harinya Joseph meninggal dunia.
Penyakit-penyakit langka di atas membawa beban tersendiri bagi penderitanya. Namun mereka tidak menyerah dan terus berusaha untuk sembuh atau tidak rendah diri. Kita yang diberi kesehatan dan kondisi fisik yang tidak ada cela apapun seharusnya mensyukuri dan tidak bertindak kecerobohan seperti memakai kosmetik berbahaya atau melakukan diet berbahaya karena kesehatan itu mahal harganya.